Selasa, 23 Februari 2016

 Nuzulul (Turun)nya al-Qur’an

Rasulullah saw menerima al-Quran berbentuk wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Pada saat itu, wahyu yang diturunkan dalam bentuk vertical dari tempat yang lebih tinggi (dalam bentuk maknawi) yaitu dari Allah swt. Maka muncullah istilah “al-Quran turun kepadanya( kepada Rasulullah saw). Hal itu untuk menunjukan bahwa penggunaan lafadz “turun (nuzul)” yang memiliki arti dari tempat yang begitu tinggi dan mulia turun kepada Rasulullah saw.
            Wahyu menurut bahasa ialah petunjuk yang disampaikan dalam bentuk tersembunyi. Lafadz wahyu menunjukan metode yang dipakai Allah swt ketika menyampaikan berita kepada Rasulullah berbentuk khusus, karena tersembunyi (hanya Rasulullah yang tahu kapan berita itu turun kepadanya).
            Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa wahyu yang diturunkan kepada Rasulallah berupa ayat-ayat al-Quran yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Ada juga yang menyatakan bahwa sebagian wahyu diturunkan Allah langsung ke hati Rasulullah tanpa perantara. Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa imam Ja’far Shadiq ditanya tentang surah al-Ghasyiyah yang diterima oleh Rasulullah saw.” Apakah surah itu disampaikan melalui malikat Jibril atau tidak”? “Bukan, tapi ayat tersebut langsung diterima oleh Rasulullah dari Allah swt tanpa perantara siapapun”. Jawab imam Ja’far.
            Sebagian ulama berpendapat bahwa al-Quran diturunkan sebanyak dua kali. Yang pertama, menyatakan wahyu  turun serentak (sekaligus) dalam bentuk keseluruhan. Yang kedua, turun secara berangsur-angsur yang dimulai ketika Rasulullah diutus sampai beliau wafat. Maksud dari turunnya wahyu secara keseluruhan ialah turunnya ilmu-ilmu Allah swt, al-Qur’an (dalam bentuk maknawi), dan rahasia-rahasia besar yang terkandung didalam al-Qur’an. Semua itu diturunkan Allah ke hati Rasulullah secara keseluruhan agar hati beliau dipenuhi oleh cahaya pengetahuan al-Qur’an.  Sedangkan yang dimaksud al-Quran turun secara bengangsur-angsur, ialah turunnya al-Qur’an melalui malaikat Jibril yang disampaikan kepada Rasulullah. Al-Quran yang disampaikan oleh malaikat Jibril berbentuk ayat-ayat yang berkelanjutan. Bahkan, terkadang turunnya wahyu pada saat itu dibarengi oleh kejadian-kejadian yang terjadi pada waktu itu atau sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi.
            Setelah melihat penjelasan di atas, muncul pertanyaan sebenarnya kapan al-Quran diturunkan? Apakan tanggal 27 Rajab atau pada malam lailatul qodar (pada bulan Ramadhan) ?
            Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali ke pembahasan di atas karena sebelumnya hanya dijelaskan proses turunnya al-Quran kepada Rasulullah tanpa menyinggung waktu. Namun, Allah menyatakan bahwa al-Quran diturunkan pada malam lailatu qodar, seperti dalam firman-Nya :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ  .
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan”. (Q.S al-Qadr : 01).
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Q.S al-Baqarah : 185).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ .
Artinya : “sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. (Q.S al-Dukhan : 03)
            Menurut ayat-ayat di atas, nuzulul Quran terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya pada malam lailatul qodar. Namun yang menjadikan pertanyaan selanjutnya, kapan Rasulullah diangkat menjadi seorang Rasul apakah tanggal 27 Rajab atau bulan Ramadhan (malam lailatul qodar). Karena awal mula turunnya al-Quran itu pada waktu nabi Muhammad diangkat menjadi seorang Rasul. Tepatnya pada saat wahyu pertama diturunkan kepada nabi Muhamamd saw oleh malaikat Jibril, wahyu tersebut ialah Q.S al-Alaq ayat 1-5.
Untuk menuntaskan subhat-subhat ini, kita harus menyatukan penjelasan diawal dengan firman Allah swt yang terdapat dalam beberapa ayat di atas. Dalam penjelasan awal, prosese turunnya al-Quran terjadi sebanyak dua kali yaitu secara langsung dan secara berangsur-angsur. Banyak mufasir yang menyatakan bahwa ayat-ayat di atas berkenaan dengan turunnya al-Quran secara keseluruhan ke hati nabi Muhammad saw. Dan untuk turunnya wahyu pertama secara berangsur-angsur kepada nabi Muhammad saw tepatnya terjadi pada tanggal 27 Rajab atau pengangkatan nabi Muhammad saw menjadi seorang Rasulullah.
Dengan adanya penjelasan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan berkah. Salah satunya dengan turunnya al-Quran secara keseluruhan ke hati nabi Muhammad saw. Selain itu, al-Quran diturunkan pada malam lalilut qodar (malam seribu bulan). Berkenaan dengan hal ini, imam Ja’far pernah ditanya tentang kapan malam lailatul qodar terjadi. Beliau menjawab “ Di salah satu dari dua malam antara malam ke-21 atau malam ke-23 pada bulan Ramadhan”. Beliau melanjutnkan, “ Malam 19 adalah malam takdir, malam 21 adalah malam ta’yin(penentuan takdir) dan malam ke-23 adalah malam penutup dan disetujuinya perkara.
Sudah selayaknya, kita mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadhan dan malam lailatul qodar dengan raga yang sehat dan jiwa yang bersih. Agar keberkahan dan kemuliaan yang ada pada bulan dan malam itu kita dapatkan dengan sempurna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar