Nuzulul
(Turun)nya al-Qur’an
Rasulullah saw menerima al-Quran
berbentuk wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Pada saat itu, wahyu
yang diturunkan dalam bentuk vertical dari tempat yang lebih tinggi (dalam
bentuk maknawi) yaitu dari Allah swt. Maka muncullah istilah “al-Quran turun
kepadanya( kepada Rasulullah saw). Hal itu untuk menunjukan bahwa penggunaan
lafadz “turun (nuzul)” yang memiliki arti dari tempat yang begitu tinggi dan
mulia turun kepada Rasulullah saw.
Wahyu
menurut bahasa ialah petunjuk yang disampaikan dalam bentuk tersembunyi. Lafadz
wahyu menunjukan metode yang dipakai Allah swt ketika menyampaikan
berita kepada Rasulullah berbentuk khusus, karena tersembunyi (hanya Rasulullah
yang tahu kapan berita itu turun kepadanya).
Banyak
riwayat yang menjelaskan bahwa wahyu yang diturunkan kepada Rasulallah berupa
ayat-ayat al-Quran yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Ada juga yang
menyatakan bahwa sebagian wahyu diturunkan Allah langsung ke hati Rasulullah
tanpa perantara. Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa imam Ja’far Shadiq
ditanya tentang surah al-Ghasyiyah yang diterima oleh Rasulullah saw.” Apakah
surah itu disampaikan melalui malikat Jibril atau tidak”? “Bukan, tapi ayat
tersebut langsung diterima oleh Rasulullah dari Allah swt tanpa perantara
siapapun”. Jawab imam Ja’far.
Sebagian
ulama berpendapat bahwa al-Quran diturunkan sebanyak dua kali. Yang pertama,
menyatakan wahyu turun serentak
(sekaligus) dalam bentuk keseluruhan. Yang kedua, turun secara
berangsur-angsur yang dimulai ketika Rasulullah diutus sampai beliau wafat.
Maksud dari turunnya wahyu secara keseluruhan ialah turunnya ilmu-ilmu Allah
swt, al-Qur’an (dalam bentuk maknawi), dan rahasia-rahasia besar yang
terkandung didalam al-Qur’an. Semua itu diturunkan Allah ke hati Rasulullah
secara keseluruhan agar hati beliau dipenuhi oleh cahaya pengetahuan
al-Qur’an. Sedangkan yang dimaksud
al-Quran turun secara bengangsur-angsur, ialah turunnya al-Qur’an melalui
malaikat Jibril yang disampaikan kepada Rasulullah. Al-Quran yang disampaikan
oleh malaikat Jibril berbentuk ayat-ayat yang berkelanjutan. Bahkan, terkadang
turunnya wahyu pada saat itu dibarengi oleh kejadian-kejadian yang terjadi pada
waktu itu atau sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi.
Setelah
melihat penjelasan di atas, muncul pertanyaan sebenarnya kapan al-Quran
diturunkan? Apakan tanggal 27 Rajab atau pada malam lailatul qodar (pada bulan
Ramadhan) ?
Untuk
menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali ke pembahasan di atas karena
sebelumnya hanya dijelaskan proses turunnya al-Quran kepada Rasulullah tanpa
menyinggung waktu. Namun, Allah menyatakan bahwa al-Quran diturunkan pada malam
lailatu qodar, seperti dalam firman-Nya :
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ .
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan”. (Q.S al-Qadr : 01).
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ
Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil). (Q.S al-Baqarah : 185).
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ .
Artinya : “sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. (Q.S al-Dukhan : 03)
Menurut
ayat-ayat di atas, nuzulul Quran terjadi pada bulan Ramadhan, tepatnya pada
malam lailatul qodar. Namun yang menjadikan pertanyaan selanjutnya, kapan
Rasulullah diangkat menjadi seorang Rasul apakah tanggal 27 Rajab atau bulan
Ramadhan (malam lailatul qodar). Karena awal mula turunnya al-Quran itu pada
waktu nabi Muhammad diangkat menjadi seorang Rasul. Tepatnya pada saat wahyu
pertama diturunkan kepada nabi Muhamamd saw oleh malaikat Jibril, wahyu
tersebut ialah Q.S al-Alaq ayat 1-5.
Untuk menuntaskan subhat-subhat ini, kita
harus menyatukan penjelasan diawal dengan firman Allah swt yang terdapat dalam
beberapa ayat di atas. Dalam penjelasan awal, prosese turunnya al-Quran terjadi
sebanyak dua kali yaitu secara langsung dan secara berangsur-angsur. Banyak
mufasir yang menyatakan bahwa ayat-ayat di atas berkenaan dengan turunnya
al-Quran secara keseluruhan ke hati nabi Muhammad saw. Dan untuk turunnya wahyu
pertama secara berangsur-angsur kepada nabi Muhammad saw tepatnya terjadi pada
tanggal 27 Rajab atau pengangkatan nabi Muhammad saw menjadi seorang
Rasulullah.
Dengan adanya penjelasan ini, kita bisa
menyimpulkan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan berkah.
Salah satunya dengan turunnya al-Quran secara keseluruhan ke hati nabi Muhammad
saw. Selain itu, al-Quran diturunkan pada malam lalilut qodar (malam seribu
bulan). Berkenaan dengan hal ini, imam Ja’far pernah ditanya tentang kapan
malam lailatul qodar terjadi. Beliau menjawab “ Di salah satu dari dua malam
antara malam ke-21 atau malam ke-23 pada bulan Ramadhan”. Beliau melanjutnkan,
“ Malam 19 adalah malam takdir, malam 21 adalah malam ta’yin(penentuan takdir)
dan malam ke-23 adalah malam penutup dan disetujuinya perkara.
Sudah selayaknya, kita mempersiapkan diri
untuk menyambut bulan Ramadhan dan malam lailatul qodar dengan raga yang sehat
dan jiwa yang bersih. Agar keberkahan dan kemuliaan yang ada pada bulan dan
malam itu kita dapatkan dengan sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar